2017

Asap Diurusin Sementara Sumber Api Diabaikan

Tidak akan ada asap kalau tidak ada api. Adanya asap pasti karena ada api. Itulah kira-kira perumpamaan logis yang sering diungkapkan seseorang ketika melihat suatu masalah. Masalah adalah suatu akibat yang pasti ada sebabnya. Untuk menyelesaikan suatu masalah tentu akan lebih mudah kalau diketahui sebab terjadinya masalah. Daripada berputar-putar di sekeliling masalah, lebih baik telusuri sebabnya.

Saya sebagai muslim sangat prihatin memperhatikan kejadian yang sedang berlangsung di Indonesia sekarang ini khususnya berkenaan dengan umat Islam. Saat ini, Islam yang merupakan agama mayoritas di Indonesia sedang menjadi sorotan. Banyak pemberitaan yang sangat menyudutkan agama yang merupakan Rahmatan Lil 'Alamin. Tidak hanya bagi Indonesia, Islam sudah dijanjikan sebagai rahmat bagi alam semesta.

Umat Islam di Indonesia saya pikir merupakan umat yang paling toleran. Islam dapat memposisikan diri dengan baik di tengah keberagaman agama, suku, ras, dan budaya di Indonesia. Islam sama sekali tidak bertentangan dengan Pancasila, bahkan sangat sejalan. Tidak ada alasan untuk menghambat kegiatan bersifat islami, apalagi sampai khawatir Islam dapat merusak keutuhan bangsa Indonesia.

Setiap agama memiliki ajaran eksklusif pada beberapa aspek. Begitu juga Islam, beberapa ajarannya sangat eksklusif, seperti aturan mengenai hubungan sesama manusia. Islam tidak membatasi hubungan sosial dan ekonomi dengan umat lain selama masih tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Tetapi untuk beberapa hal, umat Islam harus membatasi diri hanya untuk umat Islam lainnya.

Sudah menjadi kewajiban bagi sesama muslim untuk saling mengingatkan dalam hal kebaikan. Termasuk mengingatkan sesama muslim mengenai ajaran yang terdapat pada sumber hukum ajaran islam, yaitu Alquran dan Hadits.

Umat Islam diibaratkan lebah. Makan hanya yang baik-baik, menghasilkan yang baik-baik. Tetapi kalau diganggu, pasti akan menyengat. Tidak peduli siapa pun pengganggunya.

Toleransi yang dimiliki umat Islam telah dicontohkan oleh Rasulullah sejak awal penyebaran agama Islam. Salah jika menganggap Islam tidak toleran.

Aksi yang dilakukan oleh umat Islam belakangan ini menjadi perhatian publik. Tidak hanya nasional, bahkan Internasional. Aksi yang diikuti oleh berbagai organisasi Islam akhir-akhir ini sangat mencolok karena diikuti oleh ribuan orang. Semuanya digerakan bukan karena alasan duniawi, tetapi akibat sakit hati karena merasa agamanya dinodai oleh satu orang.

Aksi yang dilakukan oleh umat Islam menjadikan umat Islam seolah bersalah. Sampai dikatakan sebagai aksi intoleran. Bahkan sampai dibilang merusak kebhinekaan. Beberapa penggerak aksi yang merupakan ulama menjadi objek yang dipersalahkan sampai dibilang provokator.

Tapi coba kita pikirkan, aksi tersebut tidak akan pernah terjadi jika tidak ada sebabnya. Aksi besar-besaran yang dilakukan oleh umat Islam secara berseri hanyalah sebuah akibat. Sedangkan yang menjadi sebab adalah satu orang yang sebenarnya dialah sumber masalahnya. Justru satu orang inilah yang intoleran. Menyusup ke daerah yang tidak seharusnya dia sentuh. Berusaha membuat muslim ingkar terhadap ajaran agamanya dengan menyepelekan pesan suci berupa wahyu dari Allah SWT melalui surat Almaidah 51.

Banyak akibat lainnya yang terjadi. Kegiatan dakwah dibatasi. Organisasi Islam dihambat bahkan ada yang dibubarkan. Beberapa ceramah keagamaan pun sampai dicurigai bermuatan politik.

Wajar jika umat Islam semakin solid dan merapatkan barisan. Kami sadar bahwa kami sedang diusik dan diganggu. NKRI adalah harga mati. Kami tidak ikhlas jika ada yang mencoba merusaknya. Karena bagi Kami, mencintai tanah air adalah sebagian dari iman.

Oleh Opan pada
Seorang guru matematika yang hobi menulis tiga bahasa, yaitu bahasa indonesia, matematika, dan php. Dari ketiganya terwujudlah website ini sebagai sarana berbagi pengetahuan yang saya miliki.
Diskusi di twitter @opan_ahmad

Demi menghargai hak kekayaan intelektual, mohon untuk tidak menyalin sebagian atau seluruh halaman web ini dengan cara apa pun untuk ditampilkan di halaman web lain atau diklaim sebagai karya milik Anda. Tindakan tersebut hanya akan merugikan diri Anda sendiri. Jika membutuhkan halaman ini dengan tujuan untuk digunakan sendiri, silakan unduh atau cetak secara langsung.